Rabu, 11 September 2019

Bunsay Level 6, Tantangan Hari Ke-7, Manajemen Bisnis Bengkel Motor



MANAJEMEN BISNIS BENGKEL MOTOR

Salah satu hal yang terpenting dalam usaha bengkel adalah bagaimana cara mengelola (me-manage) Sumber Daya Manusia (SDM) Bengkel. Sebenarnya tips yang sangat sederhana adalah harus bisa berempati kepada SDM (karyawan). "Empati bukan Simpati". Dengan empati, kita bisa menempatkan diri kita pada posisi mekanik (karyawan) tanpa ikut larut didalamnya. Sehingga bisa mengetahui kebutuhan mekanik sekaligus kebutuhan diri sendiri sebagai pemilik sehingga bisa menilai kebutuhan-kebutuhan tersebut secara Obyektif.

GAJI MEKANIK
Bagian ini adalah yang paling penting sebagai parameter dasar. Apakah seorang mekanik mempunyai masa depan yang cerah di bengkel kita. Ada 3 metode penggajian, antara lain :

A. Gaji sistem komisi
Mekanik menerima gaji yang besarannya fluktuatif. Bila unit motor yang masuk banyak dia akan menerima gaji yang besar, tetapi jika unit motor yang masuk sedikit dia akan menerima gaji sedikit atau bahkan bisa tidak menerima gaji jika tidak ada unit motor yang masuk.

Keuntungan :
  • Mekanik : Mereka akan giat bekerja karena semakin banyak unit yang masuk maka semakin banyak gaji yang mereka dapatkan. Dan mereka pun akan ikut mempromosikan bengkel agar banyak konsumen yang datang.
  • Pemilik : Tidak perlu bersusah payah memotivasi mekanik agar bekerja dengan giat.

Untuk bengkel yang baru buka biasanya memilih menggaji mekanik dengan sistem ini. Karena tidak perlu mengeluarkan uang yang berlebihan untuk menggaji mekanik.


Kerugian :
  • Mekanik : Jika bengkel sepi mereka akan mendapatkan gaji sedikit, bahkan jika mereka tidak masuk maka bisa memotong besaran gajinya. Mekanik tidak mempunyai kepastian berapa gaji yang mereka dapat per-hari-nya.
  • Pemilik : Kerugian relatif kecil karena jika bengkel sepi, pengeluaran akan sedikit, begitu juga sebaliknya. Tetapi sistem ini rentan masalah karena mekaniknya cenderung pindah mencari jaminan kepastian gaji atau bengkel yang lebih ramai (jika bengkelnya sepi). Selain itu pemilik susah menentukan cashflow karena pengeluarannya fluktuatif dan apabila keuntungan bengkel naik maka gaji mekanik juga naik. 


B. Gaji Tetap
Sistem ini biasanya digunakan oleh bengkel yang sudah stabil (ramai). Kenaikan keuntungan bengkel tidak sebanding dengan besarnya kenaikan gaji mekanik.

Keuntungan :
  • Mekanik : Ada kepastian gaji yang diterima setiap bulannya, entah itu bengkel ramai atau sepi.
  • Pemilik : Lebih mudah dalam menghitung cashflow. Memudahkan dalam pembuatan estimasi pengembangan perusahaan ke depan dan Neraca Rugi-Laba karena biaya-biaya pengeluaran bisa diperkirakan.
Kerugian :
  • Mekanik : Jika keuntungan meningkat, maka gaji mekanik tidak akan meningkat (tidak ikut merasakan keuntungan). Mereka akan merasa pemilik tidak adil dan ini akan menurunkan performa bengkel.
  • Pemilik : Jika bengkel sepi, tetap harus mengeluarkan biaya yang besar untuk gaji mekanik. 

C. Gaji Kombinasi
Ini adalah metode yang tepat untuk meminimalisir kerugian dari 2 metode sebelumnya. Apapun keadaan bengkel beri mekanik gaji pokok perbulan sesuai kemampuan bengkel. Kemudian rumus tunjungan yang terdiri dari beberapa variabel misal jumlah unit yang ditangani, kehadiran mekanik dalam satu bulan, dll. 
  • Mekanik : Mereka tetap akan mendapatkan gaji pokok, dan bila bengkel ramai akan mendapatkan bonus. Sehingga mereka akan sukarela mempromosikan bengkelnya ke konsumen.
  • Pemilik : Pengeluaran untuk gaji mekanik akan bervariasi. Setiap tambahan bonus akan dihitung berdasarkan estimasi jumlah unit yang tercapai oleh bengkel. Biasanya trend konsumen semester 1 (Jan-Jun) biasanya lebih rendah dari semester 2 (Jul-Des). Belum lagi jika mendekati lebaran atau pendaftaran sekolah serta kenaikan BBM. Hal ini harus didata dengan lengkap agar bisa menentukan target-target bengkel kedepannya.

Referensi :
Christina Whidya Utami.2007. Manajemen Ritel:Strategi dan Implementasi Ritel Modern. Jakarta: Salemba Empat.

0 komentar:

Posting Komentar