Tantangan Hari ke-16
Dua hari terakhir sebelum tantangan level 5 selesai. Kali ini buku Berubah atau Kalah sampai pada bab Titik Awal Membangun Tim Satu Atap Bersama Mertua. Hal yang tidak mudah jika seorang wanita tinggal satu atap dengan mertua. Apalagi ada istilah jawa "mantu nek adoh karo mertuo mambu wangi, nek cedak karo mambu t*i". Istilah itu yang kadang membuat momok beberapa menantu (wanita). Disini penulis menceritakan bagaimana dia beradaptasi satu rumah dengan mertua.
Menikah adalah ibadah yang paling lama. Permasalahan yang datang di dalam pernikahan membuat kita dan pasangan menjadi lebih dewasa dalam berpikir dan bertindak. Tinggal bersama dengan mertua setelah menikah, menimbulkan konflik-konflik tersendiri. Seperti ibu mertua yang terlibat dan mengatur segala hal, iku dalam mengintervensi tentang pengasuhan anak.
Tenaga, pikiran dan perhatian habis hanya di area dapur. Padahal anak-anak di masa golden age, yang membutuhkan banyak perhatian. Hal inilah yang membuat berontak dan terpuruk. Karena semua ilmu parenting yang dipelajari menguap begitu saja. Ditambah rasa penyesalan, rasa tidak bermanfaat, tidak produktif. Yang tersisa hanya kejenuhan dan kebingungan harus bercerita terhadap siapa.
Untuk menjaga kewarasan, setiap malam melakukan pillow talk kepada suami dan berdialog kepada Allah di sepertiga malam terakhir. Siapapun menjadi jembatan antara istri dan mertua. Berbagi keluh kesah kepada suami termasuk keinginan untuk bermasyarakat. Mengetahui kegelisahan yang dialami istrinya, suami membelikan smartphone untuk bersosialisasi di sosmed. Mulai dari ikut komunitas crafter hingga bertemu dengan IIP. Mengikuti semua itu membuat rasa jenuh dan sedih memudar dan merasa bisa mengembangkan diri.
Setelah ikut IIP, mulai mengubah cara pandang dan pola pikir. Membuat lebih mencintai dan memperhatikan diri sendiri. Ketika mengerjakan NHW 3, tersadar bahwa sebenarnya dengan keberadaan mertua didekatnya harusnya menjadikan kekuatan dan kelebihan home team. Mulai saat ini, tidak ada lagi ketidakselarasan dengan mertua. Selalu menghadirkan suami sebagai pihak ketiga agar tidak ada kesalahpahaman.
Dengan adanya perubahan yang baik, ibu mertua sering mengajak diskusi, bertukar pikiran. Anak-anak menjadi lebih kritis terhadap hal negatif yang dilakukan oleh kakek neneknya.
Jika kita ingin lingkungan kita berubah lebih baik, maka kita harus mengawali dari diri kita.
0 komentar:
Posting Komentar