Balapan Mobil
Keahlian suami mengendarai mobil, dimiliki tanpa latihan atau kursus. Hanya melihat bapaknya menyetir ketika masih kecil. Dari situ beliau mengamati bagaimana mengendarai mobil. Dari menginjak gas, memasukkan perseneling sambil menginjak kopling dan gas hingga memindahkan gigi. Semua dipelajari dengan hanya melihat bapaknya.
Mulai berani membawa mobil ketika waktu SMA. Ketika tidak ada satupun orang di rumah, beliau mengambil kunci mobil, menyalakan mobil hingga mengendarainya untuk pertama kalinya. Untuk pertama kalinya beliau masih tersendat-sendat dan gas mati sendiri. Tetapi itu tidak berlangsung lama. Hanya butuh waktu setengah jam beliau sudah bisa menguasainya.
Ketika kuliah, kebetulan bersahabat dengan teman yang memiliki hobby sama. Teman tersebut yang notabene anak orang tajir melintir, memiliki club mobil balap sendiri. Disana ada beberapa mobil miliknya yang khusus untuk balapan. Mengetahui suami mempunyai passion di dunia otomotif, lalu menawarkan suami untuk gabung dalam club mobilnya. Suami ditawari menjadi joki mobil di arena balap.
Untuk pertama kalinya suami menjajal keberanian di arena balap mobil. Tidak mudah memang, butuh skill, insting dan jam terbang yang mumpuni. Awal mula selalu kalah, bahkan pertama kalinya sempat bingung bagaimana mengendarai mobil balap. Karena pada dasarnya cara mengoperasikannya pun beda dari mobil pada umumnya.
Dengan sering latihan terus-menerus, kerja keras, semangat yang tinggi dan pantang menyerah akhirnya suami mulai bisa menguasai arena balap mobil. Latihan yang dipertambah, menambah pula kemampuan dan keahliannya. Hingga yang awalnya bertanding di arena Sirkuit Tawang Semarang mulai merambah Sirkuit Sentul Bogor. Belum sempat merasakan naik podium, sudah harus berhenti dikarenakan ibu mertua mengetahui suami getol balapan hingga mengakibatkan IPK menjadi 2,4.
0 komentar:
Posting Komentar