Selasa, 03 Maret 2020

Bunsay Level 11, Tantangan Hari Ke-7, Peran Orang Tua Dalam Membangkitkan Seksualitas


Peran Orang Tua Dalam Membangkitkan Seksualitas

Tahapan perkembangan seksualitas anak:
1. Oral ( 0 - 18 bln)
2. Anal ( 2 - 3 thn)
3. Fase phallich ( 4 - 6 thn) / mengenali perbedaan jenis kelamin
4. Fase latent ( 7 thn - masa puber ) / seksual seolah tidak bekerja tapi intelektual berkembang pesat
5. Fase genital ( 11 - 18 thn ) / Fungsi seksual sudah aktif
Sumber : Detik.health

Pada usia 0-18 bulan, fitrah seksualitas anak pada fase oral. Tahapan pada fase oral ini jika dibreak down ada beberapa tahap :

  • 0-3 bulan, dimana eksplorasi kemampuan anak melalui proses menyusu. Sehingga pada fase ini seyogyanya anak didekatkan pada ibunya. Sedapat mungkin menghindari penggunaan dot. Karena pada fase ini, sebaiknya dihindari anak bingung puting.
  • 3-6 bulan, pada dasarnya masih sama. Biasanya pada fase ini ada beberapa anak yang memperoleh kenikmatan oral melalui jari - jari tangan. Mulai menanam sedikit demi sedikit rasa kepercayaan diri. Pendampingan orang tua lebih ke menjaga kebersihan tangan, bukan mencegah anak mengekplorasi fase oralnya dengan tangan.
  • 6-12bln, pada ada fase ini, mulai memasukkan segala sesuatu ke mulut. Pengenalan makanan, benda yang boleh masuk mulut atau mana yang bahaya. Perlahan- lahan pada fase ini organ pencernaan makanan mulai tumbuh, seperti mulai tumbuh gigi yang membuat anak makin suka memasukkan segala sesuatu ke mulut.
  • 12-18bln, pemantaban dan pendampingan oleh kedua orang tua. Mulai toilet training.

Peran orangtua pada fase 0-24 bulan:
1. Ibu=berkaitan dengan menyusui, menumbuhkan bonding, memupuk rasa kepercayaan diri
2. Ayah=menghadirkan sosok ayah sangat penting, pendampingan saat bermain, sosok melindungi dan mengayomi, tidak ada salahnya ayah ikut serta dalam proses belajar makan adik.

Alasan orang sepertinya tidak mau menikah diantaranya
1. Ada trauma tentang pernikahan figur
2. Ada trauma tentang proses menuju pernikahan (pribadi) masuk didalamnya kasus dalam pacaran
3. Ada kegalauan karena tuntutan, termasuk belum merasa siap
4. Ada ketidakberesan masalah seksual
5. Ada faktor lingkungan, seperti sungkan melangkahi
6. Karena memang jodoh belum ketemu.

Dan perkasus berbeda, tidak bisa dijeneralisasi penyelesaiannya. Faktor yang membuat seseorang tidak ingin menikah, antaralain :
1. Ada trauma tentang pernikahan figur. Meliputi didalamnya inner child. Disini harus ada proses penerimaan, memaafkan, kemudian lanjutkan
2. Trauma proses disini lebih ke pribadi, seperti mungkin pernah ditolak atau diabaikan (pengalaman pribadišŸ¤­) harus ikhlas dan bisa melanjutkan hidup. Trauma yang disebabkan karena orang tua, lakukan komunikasi, saling terbuka
3. Kalau karena merasa belum siap, peran orang orang terdekat mensupport secara emosional
4. Nah, kalau yang keempat ini penyebab yang terstruktur dari pola pengasuhan
5. Biasanya karena adat
6. Banyak berserah diri, setelah berusaha tentunya

Anak anak berkebutuhan khusus adalah anak istimewa, memang pada umumnya ketika dikaruniai anak dengan kebutuhan khusus relatif akan lebih dekat dengan ibunya. Namun, jangan sampai peran ayah terlewatkan.

Untuk anak ADHD, kita bisa melatih konsentrasinya. Karena bermain bagi anak itu sama dengan urusan bagi orang dewasa, maka kita bisa melatih kemampuan konsentrasinya dengan bantuan permainan.

Misalnya spinner, mainan ini bisa digunakan untuk membantu berkonsentrasi.

Usia 7-10 anak memasuki pubertas. Disini akan lebih mengena penjelasan tentang pubertas sesuai jenis kelamin. Sehingga pada fase ini menjawab kegalauan anak dan menghindarkan dari ketidak-pede-an.

Contoh, kok payudaraku ada 'batunya'/pringkilen kalau orang jawa.

Ketika ibu yang menjelaskan ada contoh nyata. Jadi anak tidak mengira ngira.

Pun sebaliknya untuk anak laki laki

Di usia 10-14 tahun justru kebalikannya, ini dimaksudkan untuk memberi bekal kehidupan buat anak - anak kita. Menanamkan figur orang tua yang baik. Agar anak-anak kita tidak salah memilih pasangan hidup

Jika fase 7-10 terlewat, dan sekarang sudah masuk fase 10-14.

Sebaiknya tetap seperti fase 10-14, tetapi tidak ada kata terlambat untuk mengulang.

Jadi di fase 10-14 dekat sama keduanya its ok.

Di usia 10-14 tahun sudah mulai timbul rasa ketertarikan kepada lawan jenis, diharapkan di masa balighnya ia bisa belajar memahami empati perasaan seorang wanita dari sosok yg terdekat, yaitu ibunya bagi anak lelaki. Ia belajar bagaimana lawan jenis diperlakukan, dipahami dan diperhatikan dari sisi kacamata wanita bukan lelaki. Begitu pula dengan anak perempuan yg didekatkan dengan ayahnya.

Pepatah mengatakan "Jika anak wanita kita dekat dengan ayahnya, maka dia tidak akan salah pilih pasangan. Karena standart minimalnya yang seperti ayah"

"Ayah adalah cinta pertama putri kecilnya"



#Gamelevel11
#Day7 (sesuaikan)
#KuliahBunSayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak

0 komentar:

Posting Komentar